Beranda | Artikel
Inilah 2 Orang: Satu Paling Dibenci dan Satunya Paling Dicintai Allah – Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
16 jam lalu

Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Laki-laki yang paling dibenci Allah adalah al-Aladd al-Khoshim.”

Makna al-Aladd adalah orang yang sangat keras dalam bermusuhan dan sering berdebat. Sedangkan makna al-Khoshim adalah orang yang selalu berselisih dan sering terlibat dalam pertengkaran dengan orang lain.

Sifat ini dapat kita temui pada beberapa orang. Ada beberapa orang yang punya sikap keras dalam bermusuhan dan suka sekali bertengkar. Dia banyak sekali berselisih dengan orang lain. Dia punya banyak masalah dan perselisihan dengan orang lain. Dan juga, ketika dia sedang berselisih dengan seseorang, dia sangat keras dalam perselisihan. Dia sangat suka berdebat, keras kepala, dan sangat keras dalam berselisih. Serta banyak punya masalah dan banyak berseteru.

Orang dengan sifat seperti ini adalah orang yang paling dibenci oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh sebab itu, dalam hadits yang shahih ini, Nabi ‘alaihis shalatu wassalam bersabda, “Laki-laki yang paling dibenci…” Ini dalam konteks mayoritasnya, karena ini juga mencakup kaum wanita. “al-Aladd al-Khoshim” adalah orang yang banyak dan sangat keras dalam berselisih.

Lalu di sisi lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan, ketika beliau ditanya, “Siapa manusia yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang jujur lisannya dan jernih hatinya.” Para sahabat menanggapi, “Wahai Rasulullah, kami paham maksud orang yang jujur lisannya, tapi apa maksud orang yang jernih hatinya?”

Beliau menjawab, “Dia adalah orang yang bertakwa dan bersih hatinya tidak menyimpan dosa, tidak ada kezaliman, tidak ada dendam, dan tidak ada kedengkian (dalam hatinya).” Hadits ini diriwayatkan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.

Inilah makna orang yang jernih hatinya, yakni yang bertakwa dan bersih hatinya. Yang tidak menyimpan dosa dan kezaliman. Tidak bersikap zalim terhadap orang lain. Tidak punya kebencian dan hasad, hatinya bersih. Jauh dari dendam dan hasad.

Dia menyukai untuk saudara-saudara muslimnya apa yang dia sukai untuk dirinya sendiri. Dia membenci untuk mereka apa yang dia benci untuk dirinya sendiri. Inilah orang yang paling baik.

====

جَاءَ فِي الصَّحِيحَيْنِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ

وَمَعْنَى الْأَلَدِّ أَيْ شَدِيدُ الْخُصُومَةِ كَثِيرُ الْجَدَلِ وَالْخَصِمُ دَائِمُ خُصُومَةٍ وَكَثِيرُ خُصُومَةٍ

وَهَذَا نَجِدُهُ مِنْ بَعْضِ النَّاسِ تَجِدُ بَعْضَ النَّاسِ عِنْدَهُ شِدَّةُ خُصُومَةٍ وَكَثِيرُ الْخُصُومَاتِ كَثِيرُ الْخُصُومَاتِ مَعَ النَّاسِ يَعْنِي عِنْدَهُ كَثْرَةُ مَشَاكِلَ وَخُصُومَاتٍ مَعَ النَّاسِ وَأَيْضًا إِذَا خَاصَمَ أَحَدًا يَكُونُ شَدِيدَ الْخُصُومَةِ مَعَهُمْ يَكُونُ جَدَلِيًّا مُعَانِدًا شَدِيدَ الْخُصُومَةِ كَثِيرَ الْمَشَاكِلِ كَثِيرَ الْخُصُومَاتِ

هَذَا الصِّنْفُ مِنَ النَّاسِ هُوَ أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلِهَذَا فِي هَذَا الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ يَقُولُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ أَبْغَضُ الرِّجَالِ وَهَذَا مِنْ بَابِ التَّغْلِيبِ وَإِلَّا فَإِنَّهُ يَشْمَلُ النِّسَاءَ الْأَلَدُّ الْخَصِمُ كَثِيرُ الْخُصُومَةِ وَشَدِيدُ الْخُصُومَةِ

وَفِي الْمُقَابِلِ يُخْبِرُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سُئِلَ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ؟ قَالَ صَدُوقُ اللِّسَانِ مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ

قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ

هَذَا هُوَ مَخْمُومُ الْقَلْبِ التَّقِيُّ النَّقِيُّ الَّذِي لَا إِثْمَ عِنْدَهُ وَلَا بَغْيَ لَا يَعْتَدِي عَلَى الْآخَرِينَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ سَلِيمُ الصَّدْرِ بَعِيدٌ عَنِ الأَحْقَادِ وَبَعِيدٌ عَنِ الْحَسَدِ

يُحِبُّ لِإِخْوَانِهِ الْمُسْلِمِينَ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ وَيَكْرَهُ لَهُمْ مَا يَكْرَهُ لِنَفْسِهِ هَذَا هُوَ أَفْضَلُ النَّاسِ


Artikel asli: https://nasehat.net/inilah-2-orang-satu-paling-dibenci-satunya-paling-dicintai-allah-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/